Anak Betawi yang Keliling Dunia Lewat Blog

Kate siape anak Betawi kagak bise maju? siape kate anak Betawi pade males dan banyak nyang jadi pengangguran? Bukan maksud nyombong atawe unjuk gigi, aye cuma ngasih tau kalo kagak semue anak Betawi kayak nyang ente kire...

Ini cuman persembahan kecil dari anak Betawi asal Tomang, Jembatan Gantung. Mudah-mudahan bise ngasih semangat sedikit ame semue orang, terutame anak betawi yang masih pade bingung idup mau ngapain? Nyok nyok nyoookk...

Friday, August 11, 2006

Derita Rakyat Palestina Bangkitkan Patriotisme

Setiap menit, seluruh stasiun televisi di Jordania menayangkan perkembangan berita terkini pertempuran pasukan Hizbullah Libanon dengan Israel. Mulai dari penyiar hingga gambar yang ditampilkan lebih sering menggambarkan kemenangan Hizbullah atas Israel dalam banyak pertempuran di beberapa tempat.

Salah satu berita menggambarkan, serangan darat pasukan Israel yang mengepung sebuah perkampungan di Libanon Selatan ternyata gagal total. Justru ketika sejumlah pasukan setingkat 1 SSK itu sudah masuk, mereka lah yang dikepung Hizbullah. Habislah tentara Israel. Rupanya Hizbullah mampu mensiasati kekalahan mereka dalam hal peralatan tempur dengan strategi hide and seek, mereka seolah ada di suatu tempat dan diyakini oleh militer Israel berada di tempat tersebut sehingga diterjunkan pasukan darat ke wilayah tersebut. Namun ternyata tidak satu pun ditemukan, dan selang beberapa saat mereka sudah terkepung oleh pasukan Hizbullah.

Kemenangan demi kemenangan yang kerap ditampilkan di layar tv mampu menciptakan patriotisme tersendiri bagi orang Jordania. "Hizbullah bunuh 12 tentara Israel pagi ini", atau "4 lagi tentara Israel tertembak" adalah kalimat yang sangat sering terdengar dalam pembicaraan banyak orang Jordania di berbagai tempat. Belum lagi hentakan, "Allaahu Akbar!" mengiringi setiap kalimat yang menggambarkan kehebatan Hizbullah.

Perjuangan Hizbullah Libanon melawan Israel juga tak lepas dari semangat patriotisme yang bangkit setelah menyaksikan kekejaman Israel yang tak henti-hentinya melancarkan agresi ke wilayah-wilayah Palestina. Membunuh anak-anak dan wanita, orang tua, dan orang-orang tak bersenjata. Patriotisme langsung bangkit setiap kali menyaksikan seorang remaja bersenjatan batu di tangannya berhadapan dengan tank Israel, melihat ketapel-ketapel berhadapan dengan senjata mesin berteknologi mutakhir, melihat bayi-bayi Palestina dalam keadaan tak bernyawa dengan kepala yang bolong tertembus peluru, atau dengan tangan yang terpisah dari raganya, atau dengan perut yang terkoyak oleh cabikan bayonet tentara Israel. Patriotisme juga pasti muncul saat harus mendapati kenyataan bahwa Palestina adalah sebuah banga berdaulat yang hendak dicaplok oleh sekelompok orang Yahudi Israel yang didukung penuh tanpa batas oleh Amerika Serikat.

"Kami adalah Palestina, Kami Palestina, jangan ragukan itu" kalimat ini banyak terdengar setiap kali bertemu dengan para aktivis Islam di Jordania. Ada dua hal yang mendasari pernyataan-pernyataan tersebut, pertama, mereka memang benar-benar orang Palestina atau setidaknya keturunan Palestina. Mengingat sebagian besar penduduk Amman adalah warga keturunan Palestina. Dasar kedua, apalagi kalau bukan semangat patriotisme itu. Masalahnya bagi rakyat Palestina, mereka yang berada di luar tidak bisa masuk. Begitu juga dengan yang berada di wilayah Palestina, hidup mereka senantiasa di bawah bidikan senjata-senjata militer Israel. "Kami ingin berjuang membantu saudara kami di dalam, tapi kami tidak bisa masuk," terang Ali Syarqawi pimpinan Al Munashara Islamic Zakat Committee for Palestinian People.

Kekuatan yang tak diduga
Menurut Dr. Zkei Bany Arshead, salah satu pimpinan tertinggi Islamic Action Party, Jordania, baik Amerika maupun Israel tak menduga kekuatan yang dimiliki Hizbullah. Awalnya Amerika yang mempunyai rencana besar atas Timur Tengah dan Bangsa Arab, mengira hanya dengan beberapa kali gempuran Hizbullah akan habis. Namun ternyata begitu sulit bagi Israel maupun Amerika menghabisi Hizbullah dan Libanon. Amerika dan Israel pun gusar sehingga melancarkan serangan membabi buta ke seluruh kawasan Libanon. Serangan yang dilancarkan pun meluas sehingga tak hanya muslim Libanon yang menjadi korban. Tak sedikit jumlah korban Libanon yang beragama Kristen dan Katolik, sehingga warga Kristen Libanon pun marah kepada Amerika. Lagi-lagi, patriotisme muslim dan Kristen Libanon bersatu untuk mendukung pasukan Hizbullah melawan Israel.

Tak heran lah jika patriotisme dan dukungan kepada Hizbullah dan Palestina semakin kuat dari berbagai negara, termasuk di Indonesia. Kini, puluhan ribu muslim Indonesia bersedia mati untuk membela saudara-saudara mereka di Palestina dan Libanon. Semangat pembelaan terlihat di banyak negara di dunia, meski ditunjukkan dengan cara yang berbeda. Dari yang bersedia mati bertempur bersama, hingga yang tak henti berdoa di sepanjang waktunya untuk perjuangan Palestina. Mulai dari Hizbullah yang mengangkat senjata, hingga pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Libanon dan Palestina. "Insya Allah semua akan bernilai sama. Yang penting kita jaga semangat pembelaan ini," ujar Dr. Zkei.

Sangat ditunggu patriotisme dari seluruh muslim di dunia untuk mendukung perjuangan Palestina dan Libanon dengan beragam bentuknya. Tak mampu angkat senjata, silahkan ulurkan tangan berinfak untuk keberlangsungan kehidupan dan perjuangan mereka. Tak sanggup juga berinfak, cukup dengan mensedekahkan doa untuk kemenangan mereka. Berdoa, bisa di mana saja, kapan saja, mudah, gratis dan yang penting, ikhlas. Jika seluruh muslim di dunia berdoa, tidakkah ini menjadi kekuatan luar biasa?

Boleh jadi di mata Israel dan Amerika, kekuatan Palestina dan Hizbullah semakin berlipat ganda jutaan kali lipat. Meski jumlah mereka sebenarnya tak sebesar penglihatan Amerika dan Israel. Saat itulah Allah menurunkan para malaikatnya menjadi pasukan di medan perang. Boleh jadi, itu karena doa yang setiap saat kita lantunkan dengan ikhlas. Subhanallah.(Gaw)

1 comment:

Anonymous said...

bismillah...
mungkin inilah hikmah
bukankah dengan demikian kita tidak lagi melihat mana sunni mana syiah...
semua ada dalam satu 'izzah...