Anak Betawi yang Keliling Dunia Lewat Blog

Kate siape anak Betawi kagak bise maju? siape kate anak Betawi pade males dan banyak nyang jadi pengangguran? Bukan maksud nyombong atawe unjuk gigi, aye cuma ngasih tau kalo kagak semue anak Betawi kayak nyang ente kire...

Ini cuman persembahan kecil dari anak Betawi asal Tomang, Jembatan Gantung. Mudah-mudahan bise ngasih semangat sedikit ame semue orang, terutame anak betawi yang masih pade bingung idup mau ngapain? Nyok nyok nyoookk...

Thursday, May 11, 2006

Tetaplah Tersenyum Palestina

Suara tangis bayi melengking dari sebuah kamar, dekapan hangat dada sang ibu tak mampu membuatnya nyaman. Semakin keras tangis itu terdengar, seiring runtuhnya dinding ruang tamu rumah tak berpagar itu. Keras, begitu keras tangis itu terdengar mengalahkan dentuman mortir yang terus menerus menderu jalur terpanas di Timur Tengah itu. Sebuah rumah, tak lagi layak berpredikat rumah. Seluruh kaca hancur, dinding pun runtuh, pintu tak lagi berdaun, jendela pun tak lagi membingkai.

Namun suara itu masih saja terdengar, tangis bayi yang didekap ibunya seolah mengikuti irama desingan peluru serdadu Israel yang terus memberondong rumah-rumah tak bersenjata. Yang dicari adalah para pejuang, yang diberondong justru anak-anak dan wanita. Betapa pengecutnya mereka. Yang diincar adalah para pelembar batu, namun yang terbidik adalah mereka yang tak bersenjata. Sungguh tak bernyali para serdadu itu.

Tangis anak itu, kini tak hanya terdengar dari balik kamar yang sebagian rumahnya sudah hancur itu. Di seberang rumah yang jauh lebih hancur, suara tangis lainnya pun terdengar. Di sudut kiri beberapa blok dari rumah yang lebih hancur itu, tangis lainnya tak kalah kuatnya. Jauh dari rumah-rumah yang hancur oleh bombardir mortir dan peluru pasukan Israel itu, ribuan tangis pun terdengar. Kali ini beragam, tak hanya bayi-bayi, bahkan anak-anak dan tangis wanita pun membelah awan kelabu negeri Palestina.

Hari ini, satu persatu tangis itu mereda. Bukan karena peluru dan mortir Israel berhenti, tak juga lantaran serdadu-serdadu kejam itu tak lagi mengarahkan moncong senjatanya ke rumah-rumah mereka. Bayi-bayi Palestina penerus negeri suci itu kehabisan air mata, tak lagi bertenaga untuk sekadar menangis. Seluruh energi yang dipunya telah habis, seiring dengan habisnya persediaan makanan di rumah itu. Amerika dan Eropa mengembargo negeri para pejuang itu, sehingga tak sedikit pun bantuan makanan dan keuangan bisa masuk ke Palestina. Satu persatu, tangis mereda, satu persatu bocah-bocah kecil tak berdosa itu menggelepar tak berenergi. Satu persatu mereka menyusul Ayah, Paman, Saudara dan Abang-Abang mereka yang bertarung berbekal batu di tangan melawan senjatan mesin. Satu per satu, mereka pun pergi...

Esok, boleh jadi tangis-tangis itu semakin tak terdengar...
Lusa, mungkin tlah hilang...

Tak tergerakkah hati ini menyaksikan episode kelam sebuah bangsa yang kini berada di ujung kehancuran? Masihkah kita berdiam diri tatkala menonton tayangan menyedihkan ini di layar kaca? Sebuah negeri plihan Allah terancam musnah tanpa kita bisa berbuat apa pun, bahkan sekadar melantunkan sebait doa untuk mereka.

Semestinya kita tak diam, seharusnya kita bergerak. Tangan-tangan kita masih mampu berbuat, semampu dan sekuat yang kita bisa. Mungkin kita takkan ikut berperang di negeri itu, tak turut memasang dada untuk menjadi sasaran tembak tentara Israel, tak serta menjadi tameng hidup roket yang meluncur deras ke arah pemukiman muslim. Dengan harta yang kita punya, dengan doa yang terus menerus kita pinta kepada Allah. Agar mereka, saudara-saudara kita di Palestina tetap tersenyum.

Mari bantu Palestina, dan sampaikanlah kalimat ini untuk mereka, "Tetaplah tersenyum Palestina, karena kami membantumu" (Bayu Gawtama)


“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam saling mencintai, menyayangi dan bertolong-tolongan di kalangan mereka, umpama satu tubuh, apabila sakit satu anggota tubuhnya akan terasa pula anggota yang lain sehingga tidak dapat tidur malam dan demam” HR. Bukhari dan Muslim

---

ACT-Aksi Cepat Tanggap, sebuah lembaga kemanusiaan yang Insya Allah amanah dalam penanganan bencana di Indonesia dan internasional. Melalui Program SOS (Simpaty of Solidarity) Palestina, ACT menggalang dana bantuan kemanusiaan bagi rakyat dan negeri Palestina. ACT menganggap embargo Amerika dan Eropa terhadap negeri Palestina adalah bencana kemanusiaan.

Bantuan kemanusiaan Anda bisa disalurkan melalui rekening: Bank BNI Syariah No. Rek. 96110239, Bank Syariah Mandiri No. Rek. 0040119999, Bank Mandiri No. Rek. 1280004555808, Bank Muamalat Indonesia No. Rek. 3040022915, Bank Central Asia No. Rek. 6760303133 (kode: SOS)

Informasi:
Bayu Gawtama
Public Relation ACT-Aksi Cepat Tanggap
021-7414482 ext 117
0852 190 68581 - 0888 190 2214

No comments: