biar nggak bingung, baca dulu cerita sebelumnya, oke ...
Kelas Tiga A. Ini kelas paling populer di SMP Tujuh Saja. Yang cakep-cakep ada di kelas ini, yang ganteng-ganteng juga di kelas ini, yang pinter-pinter gabung di kelas ini, yang rada telmi dan bolot nggak mungkin mampir di kelas ini. Mampir saja nggak, apalagi duduk, terlebih lagi gabung, wah nggak mungkin deh. Intinya, ini kelas, kelas nomor wahid lah, alias kelas unggulan.
Di kelas ini lah Rara nongkrong. Bukan cuma nongkrong, bahkan Rara ini ketua tongkrongan segala macam genk di kelas tiga A. genk cowok ganteng, genk cewek keceh, genk cewek-cowok alim alias genk mushola, genk kutu buku, genk cuek beibeh, genk tengil yang suka tebar pesona, genk anak-anak dekil tapi pede, semuanya berada di bawah kekuasaan Rara, karena… Rara lah ketua kelas Tiga A.
Gabung dimana Rara? Kecuali genk anak dekil tapi pede, Rara ada di semuanya. Bahkan di genk cowok ganteng, Rara jadi anggota istimewa, karena cuma Rara seorang cewek di sekolah SMP Tujuh Saja yang mendapat kehormatan bergabung di genk tersebut. Ada sejarahnya nih, dan ini ada hubungannya kenapa Rara terpilih jadi ketua kelas di kelas punggawa ini.
Waktu pemilihan kelas masing-masing genk mencalonkan jagonya. Genk cowok ganteng memajukan Dimas, rajanya cowok ganteng di SMP Tujuh Saja. Kambing saja sampai kesengsem sama pesonanya, itu terbukti sewaktu Dimas diseruduk kambing empat hari sebelum pemilihan ketua kelas nggak jauh dari gerbang sekolah.
Dari genk cewek keceh ada Mila. Nama aslinya Siti Romlah, biar lebih keren doi lebih seneng dipanggil Mila, kesannya lebih nggak kampungan gitu loch. Belakangan Mila gabung juga di genk mushola. Banyak cowok yang kecewa ketika Mila mantap pakai jilbab usai acara pesantren kilat yang diadain Rohis sekolah.
Sempet-sempetnya ada cowok yang nanya, “Mila kok kalau di rumah pake kaos kaki juga?”
“ya, masak pake kaos lampu, nggak mungkin lah…” jawab Mila enteng.
Subhan, juara MTQ tingkat SLTP se-DKI yang juga gabung di genk cowok ganteng mewakili genk Mushola. Sementara genk kutu buku diwakili, siapa lagi kalau bukan Angga, juara kelas yang nggak pernah tergeser posisinya sebagai siswa paling berprestasi dua tahun berturut-turut. Bisa ditebak, predikat siswa berprestasi tahun ini pun akan disabet Angga ini. Tapi, kurangnya tetap ada, kurang gaul! Juga kaca mata tebalnya itu lho, bikin matanya keliatan agak belo, padahal kalau kacamatanya dibuka, ya emang belo juga sih, kayak yang mau lompat keluar gituh.
Genk cuek beibeh mendorong-dorong jagonya, panggilannya tuti alias tukang tidur. Mahdi ini memang dikenal sering tidur di kelas, tapi dasar ia adalah ketua genk cuek beibeh, biar guru ngomel-ngomel tetap saja, cuek beibeh.
Rusdi yang rajin senyum dan menebar pesonanya ke semua kaum, baik kaum hawa maupun kaum Adam, nggak peduli itu guru, kepala sekolah, termasuk Pak Warno penjaga sekolah, tetap saja disenyumin, wakil dari genk tengil. Sementara Tejo manusia paling kumal, dekil yang rambutnya nggak pernah disisir itu dengan pede-nya maju mewakili genk dekil.
Nama-nama seperti Dimas, Mila, Subhan, Angga, Mahdi, Rusdi dan Tejo, adalah nama-nama terkenal di SMP Tujuh Saja. Ya, terkenal dengan keunikan dan keistimewaannya masing-masing. Jangan heran loh, di SMP Tujuh Saja juga ada genk veteran, alias genk para siswa yang nggak naik kelas, dua-tiga tahun sekolah tetap betah di kelas satu melulu. Tentu saja, tidak ada wakil dari genk ini untuk calon ketua kelas Tiga A.
***
“Teman-teman sekalian,…”
Terdengar suara Sandy, Pjs ketua kelas membuka acara pemilihan ketua kelas Tiga A. Di barisan depan duduk Bu Isti, wali kelas Tiga A, didampingi para kandidat ketua kelas yang mewakili genk masing-masing.
“Malam ini kita berkumpul di sekolah untuk melakukan pemilihan yang kita harapkan menjadi pemilihan paling demokratis, paling fairplay, paling jujur, paling bersih, paling transparan, paling tidak ada money politics, dan paling segalanya…”
Gemuruh tepuk tangan puluhan siswa kelas Tiga A menyambut pidato pembukaan Sandy yang mantan ketua Osis itu.
“Sudah saatnya kita memilih ketua kelas terbaik sepanjang sejarah sekolah ini…”
Lagi-lagi suara gemuruh itu terdengar, kali ini lebih hingar karena dibarengi suara hentakan kaki ke lantai dari seluruh hadirin, kecuali Bu Isti tentunya.
“Di barisan depan, ada tujuh siswa pilihan dari kelas tiga A ini yang akan kita pilih bersama-sama pada malam ini, untuk kemudian menjadi ketua kelas”
Suara gemuruh itu terulang lagi, dan mulailah para pendukung masing-masing calon kandidat itu meneriakkan nama jagonya.
“Dimas, Dimas, Dimas…” seru anggota genk cowok ganteng
“Subhan Oyeeee…”
“Mila sajalah, paling cantik loh… bertahi lalat pula” pendukung cewek keceh nggak mau kalah.
Kemudian bergantian, nama-nama calon itu dielu-elukan oleh pendukungnya masing-masing.
Bayu Gautama
2 comments:
Assalamu'alaikum...
weh klo Novelnya udah keluar di umumin yak..., eh dapet korting nggak neh .. klo belinya langsung sama si penulis he...he..he..he..
mau juga om. om bayu...nanti klo dah terbit...kasih tau aku juga yak...aku bantu2in promosiin deh insyaAllah...lewat milis2 atao langsung..... kebetulan lagi ngojok2 temen malaysia biar beli novel2 indonesia yg remaja neh...hehehe...gambare ya om bayu....yosh..!!!!
Post a Comment