sambungan dari sebelumnya:
Pagi-pagi Rara sudah mandi, lebih pagi dari biasanya. Kalau biasanya si hidung bangir ini mandi jam enam, hari ini, jam lima kurang sepuluh menit sudah jebar-jebur di kamar mandi. Ayah sempat bertanya-tanya siapa yang mandi pagi begini, udah gitu, senandung kamar mandinya itu lho, bikin mual di perut karena nggak tahan nahan geli. La wong, nada kemana, lagu kemana… di tambah keseringan na na… na na… pengganti lirik yang nggak dihapal Rara.
“Tumben ra, ayam aja kalah pagi mandinya sama kamu” cibir Ayah.
“Diih rajinnya Ayah Rara ini, setiap pagi merhatiin ayam mandi. Nggak ada kerjaan lain ya yah?” balas Rara.
“Ayam mandinya pake siul segala nggak? Macem Ayah kalau lagi shampoo-an tuh…”
“Nah ketauan kamu suka ngintip Ayah mandi ya, kok tau-taunya Ayah suka bersiul saat keramas”
“Tuuuh…” mulut Rara menyerong ke arah ibu pertanda kalau yang membocorkan rahasia Ayah di kamar mandi itu ya ibu. Ibu yang pendiam itu cuma senyum kecil tanpa arti.
Tidak sopannya orang Betawi itu terlihat kalau diminta seseorang untuk menunjukkan sesuatu atau jalan. Kalau orang Sunda atau Jawa yang dimintai petunjuk, dengan sopan ia menggunakan beberapa jarinya untuk menunjuk arah yang dimaksud, masih ditambah badan yang sedikit membungkuk dan bahasa yang sehalus-halusnya.
Nah, kalau orang betawi beda banget. Bukan jari yang menunjuk melainkan satuan dua bagian bibir atas dan bawahnya yang sekonyong-konyong membentuk moncong meriam seraya berujar, “Noooh, sono noooh…”
Sengaja ia pagi-pagi mandi karena hendak segera berangkat ke sekolah agar bisa masuk lebih pagi. Logikanya, kalau masuk lebih pagi, berarti bisa pulang lebih awal. Siswa yang lain masuk sesuai bel jam tujuh pagi dan pulang tepat jam dua siang, nah pikir Rara, kalau ia bisa masuk setengah tujuh berarti boleh pulang jam setengah dua. Ia akan mengajukan proposal dan permohonan izin untuk idenya itu.
“Kenapa kamu ingin pulang lebih cepat ra,” tanya Ayah. Ayah menduga Rara ingin pulang cepat karena hendak mengejar les bahasa Inggris yang sering ketinggalan. Setiap kursus, Rara selalu telat gara-gara waktu kursusnya agak-agak kurang match sama jam pulang sekolah Rara.
“Biar nggak ketemu setan…”
“Setan?… setan apa yang menampakkan diri sore-sore?” heran Ayah.
“Setan nggak tau diri, tanya deh sama ibu” Rara pun ngeloyor pergi setelah cipika-cipiki sama Ayah dan Ibu.
“assalaamu’alaikum…”
II. Kelas Tiga A SMP TUJUH SAJA
Pak Arham, Ayah Rara, sempat bingung ketika hendak mendaftarkan Rara di SMP Tujuh Saja. Namanya itu lho, Tujuh Saja, maksudnya apa?
Menurut keterangan kepala sekolah, nama Tujuh Saja diambil dari angkatan pertama sekolah yang dibangun tahun sembilan belas delapan empat itu. Waktu pertama kali dibuka, sebenarnya ada sebelas siswa yang mendaftar, tapi dua siswa mengundurkan diri sebelum sekolah dimulai, satu siswa gagal tes kesehatan, dan satu lagi bahkan, meninggal di hari pertama sekolah. Meninggal? Hiyyy …
Alhasil, tinggal tujuh siswa yang sekolah di SMP yang sebelumnya nggak jelas namanya. Di plang depan gerbang sekolah tertera nama “SMP Pembangunan”. Mungkin nama itu dipake karena sebagian kelasnya masih dibangun, makanya setiap hari suasana belajar lumayan ramai oleh suara “tak tok tak tok” para kuli bangunan yang ngejar terget. Tapi di akta pendirian sekolah namanya lain lagi, SMP Budi Pertiwi. Jelas nama ini diambil dari dua nama pendiri sekolah ini, Bapak Budi Prihantono dan ibu Pertiwi Prihatin, dua kakak beradik yang punya cita-cita tinggi memajukan pendidikan Indonesia. Tapi… coba deh tanya ke masyarakat sekitar tentang SMP Tujuh Saja, atau SMP Budi Pertiwi, atau SMP Pembangunan, nggak satu pun yang tau. Karena mereka lebih mengenal SMP Tujuh Saja, Budi Pertiwi atau Pembangunan ini dengan nama SMP Senggol. Karena letaknya memang di Jalan Senggol.
Tapi apa pun namanya, Rara nggak peduli. Buat apa mikirin soal nama, kan yang penting prestasi. Bagi Rara yang Ayahnya pedagang kain di pasar Tanah Abang itu, bisa sekolah saja sudah sukur alhamdulillah. Karena banyak anak-anak sebayanya yang belum bisa mencicipi bangku sekolah, maksudnya menikmati, eh, mengenyam, uuh, ya pokoknya maksudnya bisa mendapat kesempatan bersekolah deh.
Kelas Tiga A. Ini kelas populer di SMP Tujuh Saja. Yang paling cakep-cakep ada di kelas ini ...
bersambung lagi...
makin penasaran kan? tunggu aja kelanjutannya ya...
3 comments:
"Yang cakep-cakep ada di kelas ini."
Spt-nya lbh bagus gitu, nggak usah pakai kata 'paling'. Anyway, bener nih saya jadi penasaran. Hayo, Mas Bayu tanggung jawab ya udh bikin orang penasaran! :)
===================================
✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦
-------http://simboljawablah.blogspot.com-------
✦Live : Vespa Putih Jadi Saksi aku ngentot Gaya Dogy Style.
✦Live : Sepasang Abg lagi Ngentot Sambil Berdiri..keren-keren
✦Abg Baru Gede Yang Suka Narsis Bila Pamer Memek.
✦Kelakuan Aneh : Kumpulan Photo Bugil cewek Gokil
✦Sex Party Berbagai Gaya Ngentot Yang Fantastis & Hot
✦Ngentot abg & Om-Om : Ngentot Hot di Dalam Kamar Mandi
✦Abg Lagi Maen Chat Sambil Bugil : Lagi Pamerin Memek & susu Montok
✦Live : video mesum ngentot di kebun
✦Cerita Seks : Tante Mona Yang Montok Bikin Aku Tergoda..Ehmmm
✦Bandingkan ..Imutan Siapa.??..Indonesia VS Jepang.
✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦
✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦
✠✠✠✠✠✠
✠✠✠✠✠✠
✠✠✠✠✠✠
✦✦✦✦✦✦✦✦✦PHOTO & VIDEO LIVE✦✦✦
✠✠✠✠✠✠
✠✠✠✠✠✠
✠✠✠✠✠✠
✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦
✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦✦
Viagra
Permen Karet Perangsang
Perangsang Wanita
Penumbuh Rambut
Peninggi Badan
Penggemuk Badan
Pelansing Badan
Obat Pembesar Penis
Vakum Pembesar Payudara
Vakum Pembesar Penis
Celana Hernia
Alat Bantu Sek
Boneka Full Body
Hub: 085713500997
Pin bb 7678ae8c
Post a Comment