Anak Betawi yang Keliling Dunia Lewat Blog

Kate siape anak Betawi kagak bise maju? siape kate anak Betawi pade males dan banyak nyang jadi pengangguran? Bukan maksud nyombong atawe unjuk gigi, aye cuma ngasih tau kalo kagak semue anak Betawi kayak nyang ente kire...

Ini cuman persembahan kecil dari anak Betawi asal Tomang, Jembatan Gantung. Mudah-mudahan bise ngasih semangat sedikit ame semue orang, terutame anak betawi yang masih pade bingung idup mau ngapain? Nyok nyok nyoookk...

Monday, November 20, 2006

School of Life, Chapter 2: Berjiwa Besar

Seorang anak mendatangi Ayahnya dan bertanya, bagaimana Ayahnya bisa bersikap tenang dan selalu tersenyum padahal begitu banyak orang yang sering membuatnya kecewa.

Sang Ayah pun tersenyum dan menunjukkan sebuah batu seukuran kepalan tangan. “Kantongi sebuah batu sebesar ini setiap kali kamu bertemu dengan orang yang mengecewakanmu. Kembali lagi ke Ayah dalam beberapa hari” pinta sang Ayah.

Kemudian, baru setengah hari si anak berjalan ia sudah mengantongi beberapa batu. Satu hari terlalui, semakin banyak batu yang membebani anak tersebut dan memberatkan langkahnya. Dengan tertatih ia mendatangi Ayahnya dan berkata, “berat sekali Ayah, saya tak sanggup melakukannya. Ini pun baru satu hari, bagaimana dengan esok dan hari-hari selanjutnya?”

Lagi-lagi Ayahnya tersenyum dan membasuh peluh di kening anaknya. “Begitulah yang kita rasakan jika setiap hari harus menanam sakit hati, iri, dengki, dan berbagai perasaan menderita lainnya di dalam hati. Berat nak, berat rasanya. Apalagi jika harus terus menerus membawa beban berat itu sepanjang hidup kita…”

Kini, giliran sang anak yang tersenyum. Tentu setelah ia membuang semua batu yang seharian membebani pundaknya.

-------

Ada orang yang betah bertahun-tahun bermusuhan, ada lagi yang mengaku sulit memaafkan orang yang telah pernah menyakitinya. Selain itu, ada orang-orang yang tak pernah dalam sehari tak iri, tak dengki terhadap tetangga, sahabat, atau bahkan saudaranya sendiri.

Sulitkah memaafkan? bukankah hidup akan lebih ringan hanya jika tak banyak yang membebani ruang jiwa ini?

School of Life, Chapter 2: Berjiwa Besar
MP Book Point, Jl. Puri Mutiara Raya No. 72, Jakarta Selatan
Minggu, 10 Desember 2006, pukul 13.30 WIB s/d 16.30 WIB

Persyaratan:
1. Register ke: school.of.life@hotmail.com , peserta hanya 20 orang/kelas
2. infak Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah), transfer ke rek. 1260004272786 Bank Mandiri atas nama Ahmad Bayu Gautama (bukti transfer attach ke email : school.of.life@hotmail.com)
3. Registrasi paling lambat tanggal 6 Desember 2006.

Info lebih lanjut:
Andhika P Swasono (02168545401)
http://schooloflife.multiply.com

2 comments:

Anonymous said...

mirip dengan anomali menancapkan paku ke sebuah kayu..:-)
cuman masalahnya persoalan hidup tidak sesederhana membuang batu dari kantong, membuang rasa kecewa, benci atau apalah melibatkan hati, perasaan, ego, etc...

pupuk organik said...

pupuk organik : penggunaan pupuk kimia ini sering kali tidak diimbangi dengan pupuk organik.