Sabtu kemarin, saya membawa isteri dan anak-anak ke Bogor (rumah keluarga isteri) karena nenek isteri meninggal dunia.
Singkat cerita, rumah itu penuh baik sebelum pemakaman maupun sesudah pemakaman. puluhan orang dari anggota keluarga usai pemakaman berkumpul di rumah dan menurut dugaan saya sementara, dari sinilah 'kejadian' bermula...
ceritanya begini, minggu pagi saya dan keluarga kembali pulang ke Sawangan, depok. Sejak usai dzuhur sampai menjelang sore, Raissa, putri bungsu saya yang masih berusia kurang 3 bulan, terus menangis dan gak brhenti. Para tetangga bingung, sebab biasanya Rai gak prnah rewel dan dikenal sebagai bayi yang anteng.
Isteri saya menduga ia masuk angin karena kami naik taksi dari bogor. awalnya saya pun menduga demikian, tapi saya tetap menaruh curiga. Saya minta isteri saya terus berdzikir sambil menyusui atau membaca beberapa ayat suci.
Tapi kenapa masih nangis terus?
Hingga menjelang maghrib, Rai tetap nangis. Saat itu saya sedang mandi untuk berniat ke masjid. Namun usai mandi, saya urungkan ke masjid dan memilih sholat maghrib di rumah. Segera saya ambil Rai dari isteri saya dan saya menggendongnya, saya mendekatkan telinganya kemudian saya bilang, "dari pada nangis, kita dzikir yuk de..."
Dugaan saya kuat, ada yang "ikut" dari Bogor, sebab sebelumnya, semenjak Rai lahir atau bahkan semenjak keluarga kami tinggal di Sawangan, tidak pernah ada kejadian seperti ini. rumah kami selalu kami hiasi dengan dzikir dan bacaan al quran.
mulailah saya berdzikir, dan subhanallah, baru terucap kalimat, "Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallaah..." Rai langsung diam. saya teruskan berdzikir dan membaca beberapa ayat, mulai dari alfatihan, al ikhlas, annaas, al falaq, al baqarah (termasuk ayat qursy), al mulk dan lain-lain.
Raissa pun terus diam dan lama-lama ia tertidur. saya pikir ketika ia sudah terlelap bisa saya tinggal, saya brhenti berdzikir, tiba-tiba Rai bangun dengan mata terbelalak dan wajah ketakutan, saya kembali peluk tubuh mungilnya dan membisikkan kembali lafadz2 dzikir di telinganya, ia pun tenang kembali, hingga tertidur. Kejadian ini berulang sampai ketiga kali, setiap kali saya berhenti berdzikir, Rai bangun dengan wajah ketakutan.
Kemudian saya sempat berbicara, "Sudah ya, kamu pulang saja, jangan ganggu Raissa, ia masih kecil dan ingin istirahat" saya melihat wajahnya sangat lelah sekali, sejak siang tidak bisa tidur.
Pukul 20.10, Rai benar-benar terlelap dan saya bisa bernafas lega, sebab sampai menjelang subuh ia baru terbangun lagi. Rai sudah bisa tersenyum pagi ini dan semoga tidak ada yang mengganggunya lagi.
Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbar...
Gaw
2 comments:
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Memang betul kang bayu, saya juga pernah mengalami hal yang sama ketika anak kembar saya mengalami seperti itu, biasanya saya ambil air putih segelas dan saya bacakan Surat alfatikhah, Annas, Falaq, Iklas dan ayat kursi, terus aku minumkan dan untuk mengusap wajah serta kepalanya, biasanya langsung diam dan tertidur. dan aku teruskan bacaan yang sama ditelinganya . Sukses buat kang bayu sekeluarga. aku tunggu bukunya yang baru.
pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik
Post a Comment