Anak Betawi yang Keliling Dunia Lewat Blog

Kate siape anak Betawi kagak bise maju? siape kate anak Betawi pade males dan banyak nyang jadi pengangguran? Bukan maksud nyombong atawe unjuk gigi, aye cuma ngasih tau kalo kagak semue anak Betawi kayak nyang ente kire...

Ini cuman persembahan kecil dari anak Betawi asal Tomang, Jembatan Gantung. Mudah-mudahan bise ngasih semangat sedikit ame semue orang, terutame anak betawi yang masih pade bingung idup mau ngapain? Nyok nyok nyoookk...

Thursday, November 29, 2007

Semua Orang Ingin Berqurban

Beberapa hari yang lalu, ada seseorang menelepon ke kantor ACT, “Pak, saya berapa harga seekor kambing qurban melalui ACT?”

Setelah mendapat jawaban dari seorang petugas ACT, bahwa harga seekor kambing qurban Rp. 775.000,- sedangkan sapi atau kerbau Rp. 5.750.000,-/ekor, perempuan yang menelepon itu bertanya kembali, “uang saya hanya Rp. 350.000,- apakah saya bisa ikut berqurban?”

Sejenak terdiam, petugas ACT itu langsung menjawab lugas, “Bisa bu, tidak perlu khawatir. Dengan uang sebesar itu ibu akan tetap bisa berqurban,” jelasnya dengan sopan dan meyakinkan.

Memang, jumlah uang yang disebutkan perempuan di seberang telepon itu tidak mencukupi untuk harga seekor kambing, bahkan separuhnya pun tidak. Menjadi tugas kami untuk menjaga semangat berqurban setiap orang, sebab teramat banyak orang yang berkeinginan bahkan menjadikan qurban sebagai salah satu cita-cita tertingginya. Namun karena alasan keterbatasan ekonomi dan kebutuhan lainnya yang dianggap lebih mendesak, maka kesempatan berqurban pun seringkali menguap begitu saja dengan satu harapan, “Insya Allah tahun depan bisa berqurban”.

Masalahnya kemudian, peristiwa setiap tahun menjelang hari raya qurban selalu berulang. Kejadiannya pun persis sama dengan tahun-tahun sebelumnya, kesempatan berqurban terkalahkan oleh kebutuhan primer lainnya. Harapan “tahun depan insya Allah bisa berqurban” selalu menjadi harapan yang terus diperbaharui setiap usai hari raya Idul Qurban.

Berqurban adalah hak sekaligus keinginan, mimpi dan cita-cita setiap orang yang beriman. Meski pada akhirnya, berqurban bagi sebagian besar orang tetap sebatas keinginan, masih menjadi mimpi dan sekadar cita-cita yang entah kapan kan terwujud. Namun meski sekadar memiliki keinginan, punya mimpi dan cita-cita berqurban, itu sudah lebih baik daripada tidak ada niat sedikit pun untuk berqurban. Selama keinginan dan mimpi itu terus terpatri dalam jiwa dan tak pernah lekang digerogoti waktu, maka suatu waktu di tahun yang akan dating seseorang sangat mungkin melumuri tangannya dengan darah qurbannya sendiri.

Kewajiban kita bersama untuk sama-sama menjaga agar keinginan, mimpi dan cita-cita berqurban setiap orang tetap bersemayam, hingga akhirnya mimpi itu menjadi kenyataan. Seperti yang kami lakukan kepada ibu yang bertanya, apakah ia bisa berqurban hanya dengan jumlah uang yang kurang dari separuh harga qurban. Sungguh, segenap keyakinan kami ingin mengatakan bahwa ibu yang memiliki niat dan tekad kuat berqurban dengan uang yang seadanya itu, sesungguhnya sudah mendapatkan nilai berqurban meski hari raya Idul Qurban masih jauh.

Allah dan para Malaikat-Nya senantiasa tersenyum menyaksikan setiap hamba yang secara ikhlas menanamkan sebiji zarah niat kebaikan, sekali lagi, sebiji zarah niat kebaikan. Meski baru sebatas niat dan keinginan kuat untuk melakukan sebuah kebaikan, tentu sangat bernilai di mata Allah.

Kita sadari, tak satu pun diantara kita yang bisa mengklaim bahwa ibadah siapa yang akan diterima Allah. Seperti halnya tak satu pun dari kita yang boleh menyebut diri paling bertaqwa di mata Allah. Belum tentu infak yang kita keluarkan setiap hari lebih bernilai dari infak seseorang yang hanya melakukannya sekali seumur hidupnya. Tidak ada jaminan jumlah sedekah yang banyak lebih membuat Allah tersenyum dibanding uang receh yang disedekahkah seorang kaum dhuafa. Begitu juga dengan ibadah-ibadah lainnya, seperti shalat, puasa, haji, juga qurban.

Hewan qurban siapa yang paling bernilai di mata Allah? Tentu semua kita berharap persembahan qurban kita lah yang lebih bernilai. Namun hak prerogatif penilaian tetap terletak di tangan Allah. Hanya Allah sahaja yang tahu, dan kita hanya bisa berusaha melakukan yang terbaik, menjaga keikhlasan hati, serta meluruskan niat di setiap aktifitas ibadah kita.

Oya, boleh jadi, meski uangnya tak seharga seekor kambing. Justru ibu itulah yang detik ini sudah menggenggam pahala berqurban dari Allah SWT, meski pun hari raya Idul Adha masih beberapa hari lagi. Wallahu ‘a’lam (gaw)

***

Berqurban melalui program QURBANKU untuk korban bencana. Salurkan melalui rekening (atas nama Yayasan Aksi Cepat Tanggap):

BCA 676 030 3133 (swift code: Cenaidja)
BSM 004 011 9999
Mandiri 128 000 4555 808
Muamalat 304 002 2915
BNI Syariah 009 611 0239

ACT – Aksi Cepat Tanggap
Perkantoran Ciputat Indah Permai Blok B-8
Jl. Ir. H. Juanda No. 50, Ciputat 15419

Informasi dan layanan jemput: Andhika
021-7414482 ext 108
021-7061 4482
email: qurban@aksicepattanggap.com
www.aksicepattanggap.com

3 comments:

andhika arie said...

tahun kemaren...aq juga bertekat kurban sendiri...alhamdulillah dengan menabung seribu ruiah ari uang saku...berhasil kurban sendiri...
terimakasih ya Alloh...

meli said...

Kang, tulisannya mengingatkan saya zaman-zaman awal kerja.. pengen kurban, tapi selalu nggak cukup... dan teman saya dengan tegasnya bilang mana bisa kurban kambing patungan... surut..surut....
sampai ketika kantor Ibu mengadakan tabungan kurban, impian itu baru bisa terwujud... ternyata dengan menyisihkan 25 rb perbulan, saya akhirnya bisa kurban... Alhamdulillah....
untuk penyemangat kurban, sangat berkesan.......

Anonymous said...

Ass.
Sanggup atau tidak masalah "niat" sepertinya kang. Oh ya kami -di Rengat Riau- sedang melakukan kegiatan "proyek" tebar kurban di Suku terasing Talang Mamak cuplikannya di www.hidayat-soeryana.blogspot.com.

BTW. kami pernah kerjasama dengan ACT dan BRI Pusat waktu bencana banjir di Indragiri Hulu. Terima kasih.