Anak Betawi yang Keliling Dunia Lewat Blog

Kate siape anak Betawi kagak bise maju? siape kate anak Betawi pade males dan banyak nyang jadi pengangguran? Bukan maksud nyombong atawe unjuk gigi, aye cuma ngasih tau kalo kagak semue anak Betawi kayak nyang ente kire...

Ini cuman persembahan kecil dari anak Betawi asal Tomang, Jembatan Gantung. Mudah-mudahan bise ngasih semangat sedikit ame semue orang, terutame anak betawi yang masih pade bingung idup mau ngapain? Nyok nyok nyoookk...

Wednesday, October 17, 2007

Kembali dari Kampung, Rumah Ludes Terbakar

Kebakaran yang melanda kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (15/10) lalu, menyisakan lautan kesedihan bagi para korban. Terutama mereka yang saat kejadian tengah berada di kampung halamannya untuk merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga. Kesedihan sangat nampak di wajah mereka yang hanya bisa menatap nanar rumah dan harta benda yang tak lagi tersisa.

Sriatun misalnya, ia dan keluarganya tengah berada di Indramayu untuk berlebaran ketika api melalap tidak kurang dari 500 rumah di Cilincing, termasuk rumahnya. Sri dan keluarganya mendapat kabar dari para tetangganya melalui telepon, "waktu ditelepon, katanya rumah kebakaran, saya langsung lemas dan tidak bisa berkata apa-apa," ujar Sri yang langsung mengajak suami dan anak-anaknya ke Jakarta untuk melihat rumahnya.

Selasa pagi (16/10), ia tiba di Cilincing dan mendapati rumahnya sudah hangus terbakar, bahkan rata dengan tanah. "Tidak satupun yang tersisa mas, ludes semua apa yang kami miliki," lirihnya sambil mengumpulkan beberapa mangkuk dan piring yang meski masih utuh namun sudah hangus terbakar.

Lain halnya dengan Karnadi (51), pedagang ayam potong ini ketika kebakaran terjadi tidak pulang kampung. Hanya saja ia dan isterinya ditinggal pulang kampung oleh kelima anaknya ke Tegal. Sehingga hanya ia dan isterinya saja yang berjuang menyelamatkan barang-barang dan hartanya. "harta saya yang paling berharga cuma freezer untuk menyimpan ayam potong ikut terbakar, tidak sempat kami selamatkan," kata Karnadi sambil terduduk lemah.

Teramat banyak kisah memilukan di antara puing-puing dan aroma hangus serta beberapa titik asap yang menyeruak. Kisah pilu yang takkan pernah selesai jika hanya disikapi dengan air mata dan empati. Mari, bantu mereka... (gaw)

No comments: