Bencana terus menerus terjadi, seolah tak pernah berhenti. Belum habis tangis akibat tsunami Aceh Desember 2004 silam, juga duka mendalam karena longsor sampah di Cililin Bandung, satu persatu bencana bersusulan. Banjir di Kutacane, Aceh, angin puting beliung di Lebak, Banten, tanah longsor di Padang, kebakaran di berbagai pelosok Jakarta, gempa tektonik di Alor dan Nabire, kelaparan di Yahukimo, hingga bencana terbaru berupa banjir bandang di Jember dan longsor di Banjarnegara di awal tahun 2006 ini.
Jaelani, 58 tahun, salah satu warga Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, yang rumahnya dijadikan posko ACT-Aksi Cepat Tanggap mengatakan bahwa bencana yang baru saja terjadi di daerahnya adalah bukti bahwa Tuhan tidak pernah tidur. "Tuhan itu sibuk, selalu bekerja. Dia nggak pernah tidur. Bencana ini buktinya," ujarnya.
Jaelani benar. Tuhan memang tak pernah diam, dia selalu awas, tak pernah mengantuk, tak mungkin lengah, apalagi terlena. Dia melihat semua yang dikerjakan manusia, Dia merekam setiap detik perjalanan makhluknya, Dia pun mencatat dengan tinta yang takkan terhapus semua ulah dan polah makhluknya, tanpa kecuali. Tak satu pun terlewati dari pengawasannya, bahkan mereka yang tak sadar melakukan kemungkaran seara sembunyi-sembunyi.
Karenanya, Tuhan pun sekadar mengingatkan kapada seluruh makhluk di muka bumi akan keberadaannya. Bencana demi bencana itu hanya untuk menyadarkan, mungkin saja ada sebagian kita yang lupa bahwa Tuhan Maha Melihat, atau sebagian kita yang tak sadar bahwa telinga Tuhan ada dimana-mana. Sehingga tanpa merasa berdosa kesalahan demi kesalahan tercipta, kerusakan alam yang disebabkan oleh tangan-tangan tak bertanggungjawab pun terus berlangsung. Sungguh kita telah terlena, lupa bahwa Tuhan tak pernah tidur.
Tuhan memang takkan pernah tidur, siang atau pun malam. Disaat semua hamba terlelap, matanya tetap awas. Ketika seluruh makhluk bekerja, Dia semakin awas. Sungguh, kenapa kita yang diawasi super ketat oleh Sang Pengawas masih saja terlena? Bangunlah, buka mata dan telinga. Lihat sekitar, teramat banyak yang membutuhkan kepedulian kita.
[16.112] Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
Bayu Gawtama
1 comment:
Benar pak. Allah memang tidak pernah tidur. Bencana2 yg terjadi..bisa jd peringatan dari-Nya, atas kufur nikmat penduduk negerinya.
[16.112] Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
Post a Comment