“Baju barumu berapa?” Pertanyaan yang lazim kita dengar di hari-hari menjelang lebaran, atau hari-hari terakhir bulan ramadhan. Lebaran identik dengan baju baru, dan hal-hal baru lainnya secara fisik.
Lebaran atau hari raya Idul Fitri kerap dimaknai terlahirnya diri orang-orang yang berpuasa selama sebulan penuh bagai sosok bayi yang masih suci dan bersih. Maka layaknya bayi yang baru lahir, segala pakaian yang melekat pun serba baru, mulai dari baju hingga sepatu. Serba baru ini seolah melambangkan hati yang bersih tanpa noda, tubuh yang bersih tanpa dosa setelah sebulan penuh digodok, digembleng dan dibakar. Hangus sudah seluruh dosa terbakar, punah sudah semua keliru dihempas ramadhan. Jadilah ia orang yang baru, benar-benar baru, berbeda dari sebelum ia memasuki bulan ramadhan.
Selayaknya bayi yang baru lahir pun, kita memulai hidup baru, menggores lembaran-lembaran baru dalam kehidupan. Setiap gerak dan langkah akan merwarnai kertas putih kehidupan, entah dengan warna apa kita memulainya. Warna terang benderangkah atau justru kita menorehkan warna kegelapan sehingga membuat pekat kembali kertas putih lembaran kehidupan kita yang baru itu.
Sayang seribu sayang jika demikian adanya. Kita telah berjuang penuh menjalani berbagai ujian selama bulan ramadhan, berharap di satu syawal berdiri sebagai orang-orang yang layak menggenggam predikat kemenangan, justru langkah berikutnya tidak terarah, bahkan cenderung salah.
Atau, jangan-jangan ada ujian yang tidak kita ikuti selama masa ujian bulan ramadhan? Sehingga sejujurnya kita tidak benar-benar terlahir sebagai orang baru di satu syawal? Mungkin ada nilai-nilai buruk dari serangkaian test yang diberikan Allah selama bulan itu? Atau ada soal-soal ujian yang kita benar-benar gagal dan tak mampu mengerjakannya? Dan karena itu, sebenarnya kita tak tergolong orang-orang yang lulus dalam ujian ramadhan?
Ibarat siswa sekolah dasar yang menempuh ujian untuk kelulusan, jika ia mendapat nilai baik sesuai standar kelulusan, maka ia akan dinyatakan lulus dan berhak menyandang predikat baru sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Nah, setelah menyandang status siswa SMP, ia pun berhak berganti pakaian, dari merah putih menjadi biru putih, sebagai bukti keberhasilannya.
Namun jika ia gagal dalam ujian, maka tak ada hak sedikit pun untuk menyandang gelar siswa SMP. Ia sepantasnya bersedih karena tidak lulus dan harus mengulang kelas terakhir hingga waktu ujian tiba kembali. Jika ada siswa SD yang tak lulus ujian, berhakkah ia masuk ke kelas SMP? Bolehkah ia mengenakan seragam biru putih seperti halnya teman-temannya yang lulus?
Kembali ke soal baju baru untuk lebaran, jika memang dianggap sebagai perlambang kemenangan usai menempuh ujian ramadhan, benarkah kita menjadi pemenang? Kalaulah dianggap sebagai perlambang kebahagiaan setelah berhasil melewati beragam test sepanjang ramadhan, coba cek kembali nilai-nilai test kita, sudah bagus semuanya? Kalau belum, kenapa tersenyum?
Kalau anak kecil yang bertanya, “berapa baju barumu” kepada teman sebayanya, itu lain soal. Tapi kalau orang dewasa yang di hari-hari terakhir ramadhan ini sudah sibuk memikirkan baju baru apa yang akan dikenakannya di hari lebaran, ups, nanti dulu, ujian masih berlangsung loh, belum tentu kita dinyatakan lulus. Ya kan?
Siap-siap punya baju baru sih boleh, tapi harus yakin dulu ujian ramadhan ini terselesaikan dengan baik. Sebab belum tentu tahun depan ketemu ramadhan lagi. Sepakat?
Gaw
6 comments:
Ass. Happy Idul Fitri untuk bang Gaw dan keluarga.
Assamu'alaikum ustadz bayu!apa kabar? udah lama nih gak ketemu!he2x searching2 mampir nih ke blog nt.emang sekarang nt tinggal di depok ya?kapan2 boleh silaturahmi ke ustadz ye!he2x oh ya stadz kunjungin stand ane stadz!biar programnya jd berkah!
salam kenal
dari sahabat.
Bang Luthfie
salam sahabat selalu
Bang Gaw pasti sibuk yaaa :D jadi jarang apdet *brasa satpam blog* :P
pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik
Post a Comment