Anak Betawi yang Keliling Dunia Lewat Blog

Kate siape anak Betawi kagak bise maju? siape kate anak Betawi pade males dan banyak nyang jadi pengangguran? Bukan maksud nyombong atawe unjuk gigi, aye cuma ngasih tau kalo kagak semue anak Betawi kayak nyang ente kire...

Ini cuman persembahan kecil dari anak Betawi asal Tomang, Jembatan Gantung. Mudah-mudahan bise ngasih semangat sedikit ame semue orang, terutame anak betawi yang masih pade bingung idup mau ngapain? Nyok nyok nyoookk...

Monday, September 01, 2008

Mereka Malu Kalau Anda ...

Suatu pagi, sebuah stasiun tv menayangkan berita penangkapan seorang pengedar narkoba di rumahnya. Penangkapan dilakukan aparat kepolisian di depan anak dan isteri si pelaku. Histeria pun terjadi, dua anaknya menangis berteriak-teriak berharap ayahnya tak ditangkap. Sedangkan isterinya terlihat shock, tak bisa berkata-kata.

Masih di program acara yang sama, juga di stasiun tv yang sama, seorang wanita paruh baya digelandang ke kantor polisi dengan tuduhan menipu sekitar ratusan orang dengan modus arisan. Ratusan orang yang merasa tertipu dan mengalami kerugian masing-masing satu hingga puluhan juta itu tak merasa iba dan bahkan berharap polisi segera menjebloskannya ke dalam sel. Sedangkan suami wanita itu, menutupi wajahnya lantaran malu. Empat anaknya yang sudah besar-besar pun menghindari kamera tv dan memilih tak berkomentar.

Nyaris setiap hari bisa kita saksikan berita semacam itu, kekeliruan yang dilakukan salah satu anggota keluarga, boleh jadi si Ayah, ibu, atau anak-anak, tidak hanya berdampak resiko buat si pelaku saja, melainkan keluarga mereka. Contoh pengedar narkoba tadi, awalnya anak-anak menangis karena tak ingin berpisah dengan ayahnya. Tetapi, hari-hari berikutnya tangis itu masih berlanjut bukan karena kehilangan figur teladan, melainkan kekecewaan yang teramat mendalam terhadap sosok yang selama ini selalu terlihat baik itu.

Tangis pun terus berlanjut, ketika di sekolah mereka pun dicemooh teman-temannya yang melihat wajah Ayah yang dicintainya berkali-kali ditayangkan di berbagai stasiun tv atau terpampang di koran. Mereka malu, kecewa, dan marah kepada Ayahnya. Begitu pun dengan isterinya, ia akan malu keluar rumah, tak tahan dengan ratusan pasang mata yang terus memandanginya. Sesekali telinganya menangkap bisikan, “itu lho… suaminya kan kemarin ditangkap polisi karena jadi pengedar”.

Tak berbeda kondisi yang terjadi dengan keluarga ibu yang dituduh menipu ratusan orang itu. Suaminya tak pernah menyangka apa yang dilakukan isterinya, begitupun anak-anaknya. Sebuah keputusan pun harus diambil, mau tak mau keluarga itu harus pindah rumah setelah sekian puluh tahun mengukir kenangan bersama rumah itu.

Sungguh, kita tak pernah sendiri melangkah. Ada kaki isteri, suami, anak-anak dan ratusan anggota keluarga lainnya yang mengiringi langkah ini. Ada harapan yang menyertai setiap ayunan langkah, yang kesemuanya berupa kebaikan. Lurus dan baik langkah ini, tersenyumlah mereka. Namun sebaliknya, tangis kecewa pun tak terbendung saat diri salah melangkah.
***

Satu pagi, saat kedua puteri saya meminta saya mengantarnya ke sekolah, saya sedang tak berpakaian dan hanya bercelana pendek. “Ayo Abi antar, begini saja ya…” ujar saya berseloroh.

Serempak mereka berteriak, “Nggaaaaaaaaaaaaaaakk…”

“Memangnya kenapa?” tanya saya.

“Malu tau… memangnya Abi nggak malu? Teteh sama dede sih malu dan mendingan nggak diantar Abi ke sekolah…”

Hmm… saya semakin yakin, bahwa orang-orang tercinta di lingkungan keluarga senantiasa berharap yang terbaik dari kita dan tak ingin kecewa atau malu. Doa pun terpanjat, semoga Allah senantiasa menyertai langkah ini agar tak salah arah.

Gaw
“ya Allah, jangan biarkan hamba kembali berbuat salah”

3 comments:

Anonymous said...

salam kenal dari saya.......
kunjungi juga ya my blog di alwy82.blogspot.com
trims

Anonymous said...

Ass. Wr. Wb.
Pelajaran kita petik tiap hari juga lewat berita2 di televisi. Itu yang saya petik dari postingan Bang Gaw kali ini...
Selamat menunaikan ibadah puasa & met wiken ;)

pupuk organik said...

pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik