Apakah rezeki hari ini benar-benar karena kerja keras saya? Benarkah doa di pertengahan malam atau di setiap sholat saya yang dikabulkan Allah? Tidak adakah andil orang lain dalam kesuksesan yang telah kita raih? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sudah sangat sering menyerbu pikiran saya. Bukannya saya tak pernah yakin akan jawaban-jawaban yang terkuak di kemudian hari, tetapi justru karena semakin hari semakin saya dapatkan peristiwa-peristiwa menakjubkan yang memaksa saya berkata, “bukan semata karena hasil kerja keras dan doa saya, sehingga hari ini saya memperoleh rezeki dari-Nya”.
Kisah mengagumkan itu terjadi malam tadi, atau tepatnya ketika siang harinya saya mendapatkan telepon dari seorang sahabat, “Pak, ada sedikit rezeki saya transfer untuk keponakan-keponakan saya, salam untuk mereka ya”. Tentu saja yang dimaksudnya adalah kedua putri saya. Dan karena amanahnya memang untuk mereka, saya pun teringat akan beberapa pesanan yang belum sempat terbeli.
Beberapa hari terakhir kedua putri saya selalu bertanya, “Abi sudah punya uang?” pertanyaan yang sangat hati-hati dari keduanya karena tidak ingin membuat Ayahnya gelisah mengemban ‘kewajiban’ membelikan sesuatu yang dinginkannya. Kalau pun jawaban saya adalah; “Belum”. Mereka pun tidak menunjukkan mimik kecewa sedikit pun. Yang ada hanyalah sebuah pernyataan penuh kesabaran, “Nanti kalau Abi sudah punya uang, dapat rezeki dari Allah, Abi janji ya beliin dede sama teteh buku gambar, pensil warna, dan serutan yang baru ya”.
Alhamdulillah. Saya kadang tak pernah henti bersyukur, anak-anak yang pernah menuntut sesuatu dengan tangisan. Sudah bertahun-tahun saya memberinya pengertian, bahwa jika ada rezeki, tanpa meminta pun saya akan membelikannya. Setidaknya saya berusaha menjaga janji itu dan mereka tahu Ayahnya tak berniat melupakan janjinya.
Satu lagi, mereka juga paham, bahwa rezeki itu datangnya dari Allah. Karenanya, dalam setiap selesai sholat selalu ada doa yang mereka utarakan kepada Allah, terutama ketika mereka menginginkan sesuatu. Misalnya saja yang terjadi malam tadi, ketika saya pulang dari kantor membawa sekantong plastik berisi dua buku gambar mewarnai, dua kotak pensil warna, satu serutan pensil, dan satu buku magnet Doraemon.
Setiap pekan memang ada jadwal membeli buku mewarnai. Pensil warna harus beli lagi karena sudah pendek-pendek dan sebagian pensil warna-warna tertentu sudah hilang. Begitu juga dengan serutan pensil, yang lama sudah rusak. Tentang buku magnet Doraemon itu ada cerita khusus. Setiap kali ikut Umminya belanja ke sebuah mini market, buku magnet itu selalu terpajang di kasir lengkap dengan banderol harganya. Ditambah, sebagian teman-temannya di komplek sudah memilikinya. Hufha, si sulung bahkan beberapa hari terakhir bertanya sopan, “Abi sudah punya uang dua puluh enam ribu sembilan ratus belum?” Aih, dia benar-benar sangat berhasrat memilikinya, sampai hapal betul harga buku itu.
Nah, malam tadi, ketika mereka membuka kantong yang saya bawa. Iqna, putri kedua saya langsung berteriak, “Ya Allah, terima kasih. Abi tahu nggak, waktu sholat dede minta sama Allah supaya Abi dikasih uang yang banyak… eh bener aja, sekarang Abi beliin dede ini. Memang Abi sudah dikasih uang sama Allah?”
Antara ingin tertawa mendengar celoteh polosnya, dan sangat terharu karena saya semakin menyadari, bahwa ternyata tidak selalu doa saya yang dikabulkan Allah. Terima kasih ya Allah, jagalah diri kami agar senantiasa pandai bersyukur.
Gaw
4 comments:
Assalamu'alaikum wr wb,
Jika setiap tempat dan setiap waktu kita mau berpikir serta merenungkannya, niscaya kita akan sadar betapa banyak kebaikan yang telah Alloh berikan kepada kita.
wassalam
Ass.
Setiap kerja harus dibarengi dengan do'a... bukan begitu, bang? :D hehehe.
Sukses terus ya.
ah abang gak mau lihat blog aku dan kasih komen
pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik
Post a Comment