"Mas bayu muslim bukan?"
Sumpah deh, pertanyaan kayak gini sering banget dialamatkan kepada saya, baik melalui email maupun pesan singkat -SMS-, atau bahkan ada yang pernah bertanya langsung walau pun agak ragu-ragu, "maaf mas, ... mas muslim kan?"
Bahkan hari ini saya masih mendapat sebuah email dari seseorang yang isinya kurang lebih, "... maafkan kekurangajaran saya, saya hanya ingin meyakinkan kalau saudara seorang muslim. Saya hanya pernah membaca tulisan-tulisan saudara dari kiriman-kiriman email yang diforward teman-teman saya. Saya merasa saudara seorang muslim, dan semoga benar demikian..."
Tidak hanya pertanyaan yang menanyakan 'kemusliman' saya, bahkan sebaliknya, beberapa email bahkan pernah mengira saya itu bukan muslim. Misalnya sebuah email, "tulisan Anda mengandung nilai ketuhanan, sungguh bangga umat ********* memiliki seseorang seperti Anda..." tanda bintang itu maksudnya sebuah agama tertentu yang tidak etis jika saya tuliskan.
Begitu pula tidak sedikit yang terkecoh dengan nama belakang saya 'GAWTAMA', sehingga beberapa pihak dari agama tertentu mengira saya bagian dari umat mereka. Ah, saya nggak mengerti, salahkah orangtua saya memberi nama tersebut? atau perlukah saya men-delete nama belakang tersebut?
Tentu saja pertanyaan-pertanyaan itu hanya dilontarkan oleh orang-orang yang belum mengenal, belum pernah bertemu atau bahkan tidak pernah sama sekali bersinggungan dengan saya. Pun demikian buat saya, mungkin harus banyak-banyak introspeksi. Boleh jadi, selama ini saya belum benar-benar menunjukkan identitas kemusliman saya. Saya punya nama depan AHMAD -lengkapnya Ahmad Bayu Gawtama- dan boleh jadi salahnya saya yang jarang memunculkan nama depan yang jelas-jelas lebih mencirikan kemusliman itu.
Selanjutnya, soal tulisan-tulisan saya yang hampir tidak pernah mengutip ayat-ayat dalam al quran atau mensitir hadits rasulullah. Saya lebih sering 'menerjemahkan' kandungan ayat Allah dalam bahasa saya sendiri. Tentu saja dengan maksud tulisan saya bisa dinikmati oleh siapa saja, tidak pandang muslim atau bukan. Salahkah saya?
Sungguh, saya tidak pernah kesal dengan seringnya pertanyaan tersebut mampir ke telinga ini. Seperti tidak kesalnya saya kalau ada yang bertanya, "bayu itu ikhwah bukan?" please deh, pertanyaan macam apa lagi ini... atau "bayu itu pengurus DPC mana?" maksudnya tahu kan?
Justru saya mau tanya balik, kalau bukan pengurus memang kenapa? he he, dengan enteng saya kerap menjawabnya dengan kalimat, "orang gemuk gini kok dibilang pengurus... jelas saja saya ini penggemuk..." Ada pun soal ikhwah dan bukan ikhwah, buat saya pertanyaan ini lebih menyakitkan dari pertanyaan di atas, "bayu itu muslim atau bukan?" jadi, mending nggak usah dijawab. Terserah orang menilai saya seperti apa, ha ha...
Yang penting, saya itu muslim, asli, beneran, insya Allah dan alhamdulillah terlahir dan besar sebagai muslim. Sudah ya, jangan tanya-tanya lagi... capek deh...
Gaw
3 comments:
mas Bayu muslim bukan ? =))
:-D
he..he...50x2 ... capee deh ..
salam Mas bayu...
saya salah satu penggemar tulisan Mas Bayu, tulisannya begitu indah dan menarik
awalnya saya berfikir demikian, anda beragama lain, tapi saya sering melihat tulisan anda di milist2.
Salam kenal Mas Bayu
Mungkin kalo ada yang ngaku-ngaku mas umat yang mana, itu nunjukkin they have an admiration to you, Kang.
Balikin aja pertanyaannya, kalo saya muslim, situ oke? hehehe.... koq kayak bahasa anak abg-an.
Post a Comment