Anak Betawi yang Keliling Dunia Lewat Blog

Kate siape anak Betawi kagak bise maju? siape kate anak Betawi pade males dan banyak nyang jadi pengangguran? Bukan maksud nyombong atawe unjuk gigi, aye cuma ngasih tau kalo kagak semue anak Betawi kayak nyang ente kire...

Ini cuman persembahan kecil dari anak Betawi asal Tomang, Jembatan Gantung. Mudah-mudahan bise ngasih semangat sedikit ame semue orang, terutame anak betawi yang masih pade bingung idup mau ngapain? Nyok nyok nyoookk...

Saturday, October 18, 2008

Kita Tak Perlu Robin Hood

Robin Hood adalah tokoh dalam cerita rakyat Inggris. Ia adalah seorang bangsawan yang menjadi musuh Sheriff of Nottingham atau Prince John, melawan pejabat yang korupsi untuk kepentingan rakyat. Ia memimpin 140 orang yang disebut "Merry Men".

Selain Robin Hood, cerita rakyat lainnya kita kenal pahlawan bertopeng, Zorro, dengan seragam khasnya hitam-hitam, kehadirannya selalu dinantikan orang-orang yang lemah (dhuafa) dan tertindas.

Dalam negeri sendiri, kita punya cerita rakyat Si Pitung, yang kerap beraksi menyatroni rumah-rumah tuan tanah yang tak peduli pada kesengsaraan rakyat sekitarnya. Hasil rampasannya kemudian dibagi-bagikan kepada fakir miskin dan mereka yang membutuhkan.

Masih banyak cerita-cerita rakyat dari berbagai bangsa yang pernah kita dengar, cerita intinya hanya satu, para pahlawan ini dicintai karena membela kepentingan kaum dhuafa dan orang-orang tertindas. Rakyat bahkan tak peduli sekalipun yang dilakukan para “jagoan” ini memaksa bahkan merampas harta orang-orang kaya dan penguasa. Mungkin ini sebuah gambaran, bahwa ketika kemiskinan, kesengsaraan dan kelaparan sudah mencapai puncaknya seringkali membuat orang tak peduli lagi dari mana ia bisa mendapatkan sesuatu sekadar untuk makan.

Cerita-cerita rakyat itu juga sebuah cermin matinya kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Mata mereka seolah dibutakan sehingga tak mau dan mampu melihat penderitaan di sekelilingnya. Hatinya membatu, tak mudah tersentuh dengan ratapan, rintihan, juga orang-orang yang tanpa malu lagi meminta-minta. Teliganya tersumpal gunung terbesar di dunia, sehingga tak mungkin lagi mendengar jeritan kelaparan. Dan tangan-tangan mereka pun tak pernah terhulur menyodorkan derma.

Tapi itu dulu…

Sekarang sangat jauh berbeda. Para dermawan selalu menunggu untuk didatangi anak-anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa lainnya. Tak sedikit yang langsung menyambangi panti asuhan, menemui anak-anak terlantar di kolong jembatan dan menyantuni mereka layaknya anak-anak sendiri.

Saat ini, orang-orang yang diberi kecukupan oleh Allah SWT menyadari sepenuhnya, bahwa yang mereka miliki bukan sepenuhnya hak mereka. Ada hak orang lain di dalam hartanya. Karenanya jangan aneh, jika setiap hari, pecan dan bulan, juga tahun, orang-orang yang dicintai Allah ini sibuk menghitung berapa yang wajib dikeluarkan sebagai zakat, infak dan sedekah.

Zaman sudah berubah, kita tak lagi memerlukan Robin Hood, Zorro, atau jagoan silat macam Si Pitung. Hanya perlu sedikit sentuhan, himbauan dan informasi kemana mereka harus menyalurkan kepedulian. Kita hanya perlu menunjukkan tempat-tempat orang yang tengah dilanda kesusahan. Bahkan, tidak sedikit para dermawan yang sudah hafal betul jalan-jalan kecil, becek dan berlumpur menuju wilayah kantong-kantong kemiskinan.

Jadi, maaf buat Mas Robin, Kang Zorro dan Bang Pitung, Anda sudah tidak diperlukan lagi di negeri ini. Orang-orang di negeri ini sudah sadar dan faham, bahwa semakin banyak berderma mereka akan semakin kaya raya. (gaw)

warnaislam.com

1 comment:

pupuk organik said...

pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik , pupuk organik