Anak Betawi yang Keliling Dunia Lewat Blog

Kate siape anak Betawi kagak bise maju? siape kate anak Betawi pade males dan banyak nyang jadi pengangguran? Bukan maksud nyombong atawe unjuk gigi, aye cuma ngasih tau kalo kagak semue anak Betawi kayak nyang ente kire...

Ini cuman persembahan kecil dari anak Betawi asal Tomang, Jembatan Gantung. Mudah-mudahan bise ngasih semangat sedikit ame semue orang, terutame anak betawi yang masih pade bingung idup mau ngapain? Nyok nyok nyoookk...

Friday, December 01, 2006

Siapa yang Menikmati Qurban Anda?

Zaid bin Arqam ra berkata: suatu saat beberapa sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, untuk apa kita berqurban?”. “Untuk mengikuti sunnah Bapak kamu Ibrahim”, jawab Nabi Saw. “Mengapa kita harus mengikuti sunnah ini?”, tanya para sahabat. “Setiap helai rambut dari hewan qurban akan menjadi amal kebaikan”, kata Nabi Saw. (HR. Ibn Majah dan Ahmad).

Menurut ulama fiqh, ibadah dengan penyembelihan hewan qurban merupakan amalan yang paling utama pada Hari Raya Idul Adha. Amalan dimaksudkan sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Allah Swt atas segala karunia yang diberikan, menghapus segala dosa yang dilakukan, di samping untuk membuka kesempatan kepada kaum lemah (dhuafa) menikmati karunia yang ada.

Jika setiap helai rambut dari hewan qurban akan menjadi amal kebaikan, maka upayakanlah manfaat hewan qurban kita dapat dirasakan oleh orang-orang yang lebih tepat mendapatkannya. Coba perhatikan di setiap kali penyelenggaraan qurban, terutama pada saat distribusi daging, masih ada orang-orang yang sebenarnya tak lebih berhak mendapatkannya namun tetap masuk dalam daftar penerima. Sayang sekali, karena kondisi yang demikian selalu terulang-ulang setiap tahun. Berapa banyak kaum lemah yang semestinya masuk dalam daftar penerima, namun hanya memandang kosong harapan mereka untuk bisa menikmati daging qurban. Sementara itu, berapa banyak pula orang-orang yang tak bosan-bosannya terus menerus menjadi penikmat hewan qurban, padahal di tempat lain masih banyak yang lebih berhak darinya.

Bahwa hakikat qurban merupakan wujud pengorbanan seseorang untuk menunjukkan nilai cinta kepada Allah yang tak pernah terbiaskan oleh cintanya kepada harta yang dimilikinya, maka seharusnya arah cinta itu tetap terjaga dengan memperhatikan kepada siapa hewan qurban kita terbagi. Setiap pequrban boleh menentukan siapa saja yang bakal menikmati hewan qurbannya.

Pequrban, adalah mereka yang memiliki kelebihan harta, yang dengan hartanya itu ia bermaksud berbagi nikmat kepada orang lain. Karenanya ia pun boleh mengarahkan sesiapa yang boleh menikmati daging qurbannya. Fakir miskin, anak-anak yatim, orang-orang yang masuk dalam kategori dhuafa (lemah), juga mereka yang tengah berada dalam kesulitan, semestinya lebih menjadi perhatian para pequrban. Dengan demikian, niat berbagi nikmat kepada orang-orang yang lebih berhak tetap terjaga.

Nyatanya, masih banyak pequrban yang tak terlalu perhatian siapa saja yang telah menikmati hewan qurbannya. Tidak sedikit yang peduli, kepada siapa seharusnya daging qurbannya terdistribusi. Kini, saatnya pequrban lebih cermat dalam berqurban, agar niat serta tujuan beribadahnya terjaga dengan baik. Sebab, berqurban tak semata mengikuti sunnah Nabi Ibrahim, melainkan juga wujud cinta kepada sesama. Maka, arahkanlah cinta itu kepada yang lebih tepat menerimanya.

-------

Qurban for Survivor, berbagi nikmat qurban
Ketentuan harga hewan Qurban for Survivor:

Kambing/Domba Rp. 725.000,-/ekor
Sapi Rp. 5.525.000,-/ekor

Rekening Qurban for Survivor :

Bank Central Asia Acc. No. 676 030 3133 (Swift Code: Cenaidja)
Bank Syariah Mandiri Acc. No. 004 011 9999
Bank Mandiri Acc. No. 128 000 4555 808
Bank Muamalat Indonesia Acc. No. 304 0022 915
Bank Negara Indonesia Syariah Acc. No. 009 611 0239

(setiap transfer beri keterangan : "Qurban")

Info lebih lanjut:
Bayu Gawtama (Communication) - 021-741 4482 ext 121
Email : Qurban@aksicepattanggap.com

1 comment:

pupuk organik said...

pupuk organik : Pemanfaatan lahan pertanian dgn tdk perhatian thd faktor kelestarian lingkungan makin membuat parah kondisi lahan.